My Inspiration

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al Alaq : 1-5)

Jumat, 14 Oktober 2011

SUNATULLAH KESUKSESAN

Siapa diantara anda yang ingin hidup sukses? Angkat tangan kanannya. Siapa diantara anda yang ingin tahu caranya? Angkat tangan kirinya. Siapa diantara anda yang ingin keduanya, silahkan angkat kedua tangan anda. Begitulah sapaan Bapak Samsul Arifin, seorang mentor yang selalu memberikan ilmu-ilmunya untuk kami, bahkan untuk kita semua.

Biacara mengenai sukses, siapa sih yang pengen gagal? Pastinya ngga’ akan ada lah. Saya melihat bahwa rata-rata orang-orang di Indonesia kebanyakan ingin meraih semuanya dengan cepat, seperti mie instan, hmm sepertinya kalau mie instant harus menunggu beberapa menit dulu. Atau lebih tepatnya seperti makan cabe mungkin, sekali gigit langsung “hah” dan memang termasuk saya sendiri maunya begitu. ingin meraih sesuatu dengan cepat tanpa melalui proses yang lama. Akhirnya dengan adanya pemikiran seperti ini banyak orang-orang yang meminta tolong kepada jin, atau kepada orang pinter! Kepingin cepat kaya atau cinta ditolak … singkat cerita akhirnya minta dibekali benda bertuah (diberi sesuatu/jimat) supaya dagangannya laris-manis, ada juga yang datang ke kyai! Kemudian minta kepada kyai ini agar seseorang bisa mencintai dan tertarik kepadanya dengan singkat, bahkan ada juga yang minta sampai memutuskan hubungan. Kemudian minta ini itu dan sebagainya, Ckckckck … Duh apalagi hal ini sering disiarkan di televisi. Makin ter-provokasi-lah kita. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, manusia kan sebenarnya lebih pintar dan lebih mulia dari jin. Bayangkan, hanya manusia yang diangkat oleh Allah SWT untuk menjadi Nabi dan Rasul. Adakah dari bangsa Jin? , ini menunjukan bahwa manusia lebih pintar dan mulia daripada jin. Bukan begitu?

Alkisah di zaman Nabi Sulaiman ketika diumumkan siapa yang bisa memindahkan istana atau singgasana kerajaan dari Ratu Saba’, kemudian berkatalah mahkluk yang bernama Ifrit dari golongan jin: “Aku datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya, kemudian berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab dan berkata : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Dan kisah ini diabadikan oleh Al-Qur’an dalam firman berikut :

Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kemu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin : “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab dan berkata : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya, iapun berkata: “Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia Bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An-Naml [27] : 38-40)

Kisah ini merupakan bukti bahwa manusia itu lebih pintar dan mulai dari jin. Kalau demikian kenapa kita minta tolong kepada jin? Misalnya supaya dagangan kita laris? Tanpa harus pergi bertemu dengan Jin, Pak Samsul sering mengajarkan kita ilmu pesugihan bukan? Kali ini pesugihan yang pasti, pasti sesuai dengan syar’i.  Cukuplah hanya bergantung kepada Allah dengan selalu beriman dan beramal sholih kemudian kita selalu istiqomah kita akan mendapatkan kesuksesan itu, sebagaimana firman Allah :

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan janaah yang telah dijanjikan Allah kepadamu,” Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Fushshilat [41] : 30-32)

Jadi mengapa kita masih tergantung kepada mahkluk yang lain? Padahal Allah sudah menjanjikan kebaikan kepada kita, dan sabaiknya berpeganglah hanya  kepada Allah, akan tetapi kita harus istiqomah jangan sampai mulut kita cuma mengatakan Allah … Allah … Allah, tapi perbuatan kita tidak sesuai dengan perintah Allah bahkan melanggar larangan Allah. Kalau yang sudah terjadi ya sudahlah, Allah selalu memberikan kita kesempatan untuk bertobat dengan taubatan Nasuha selama kita masih diberi kesempatan hidup di dunia. Untuk itu mari kita hanya berpegang kepada Allah tidak kepada yang lain.

Mari kita berpegang kepada tali (agama) Allah dan konsisiten, misalnya tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengkhianati janji, tidak mengurangi timbangan dsb. Allah pasti akan menolong kita dengan menurunkan Malaikat dan keberhasilan dalam usaha kita. Coba ini dikerjakan betul pasti berhasil. Hal ini adalah salah satu cara untuk merayu Allah. Allah pun dengan sangat senang pasti akan menurunkan kewenangan-Nya dengan memberikan kesuksesan hidup. Kesuksesan yang berproses, bermetamorfosa. Memang benar adanya Allah menciptakan sesuatu dengan cepat dan hanya dengan mengatakan Kun Fayakun ;

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia (QS. Yasin [36] : 82)

Akan tetapi mari kita sama-sama pelajari, Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 masa :

Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS. Huud [11] ; 7)

Lho kok? Mengapa bisa seperti itu? Wahai orang-orang yang berpikir, Ini sebenarnya ada pelajaran penting buat kita semua, sebenarnya Allah ingin mendidik kita agar selalu bekerja sesuai dengan Sunatullah, yakni agar melalui proses secara benar, dan kalau kita bekerja sesuai dengan Sunatullah insya Allah akan berhasil.

Jadi kalau kita berusaha itu harus secara bertahap sesuai dengan sunnatullah. Sehingga marilah kita bekerja sesuai dengan sunnatullah (melalui proses dengan benar sesuai hukum Allah), karena di ayat yang lain Allah menciptakan manusia juga dengan melalui proses mulai dari sperma, segumpal, darah, daging, dibungkus tulang kemudian menjadi manusia, itu semua dalam rangka mengajarkan kepada manusia agar ia selalu berusaha dengan melalui sunnatullah dan tidak dengan jalan pintas yang menghalalkan dengan segala cara.

Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati [berasal] dari tanah. Kemuadian Kami jadikan saripati itu air mani [yang disimpan] dalam tempat yang kokoh [rahim]. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalau segumpal dari itu Kami Jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan Dia mkhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik. (QS. Al-Mu’minun [23] : 12-14)

Jadi kesimpulannya, kita ini kalau ingin berhasil dalam hidup ini maka kita harus berusaha bekerja keras dengan melewati sunnatullah-Nya yakni melewati proses dengan benar dengan tidak jalan pintas yang menghalalkan segala cara.

Lha dari tadi Kok bahasnya Sunatullah melulu sih? Ya memang seperti itu adanya kok. Wahai Sahabat Hidup Berkah, Cukuplah kita manusia yang hanya bisa berikhtiar ini terus berusaha, samapi dengan ketentuan Allah jatuh pada kita, tidak usahlah menanyakan sampai kapan saya harus berusaha? Mending umur saya sampai kea rah mimpi saya! Sudahlah, mari kita tidak usah membahas bahasana yang hanya milik Allah. Perihal masalah usia mari kita serahkan lagi pada Sang Pemilik Hari Akhir. Mari kita bahasa dalam sebuah kasus. Misal, tentu kita ingin naik haji bukan? (bagi yang belum) … Ya, naik haji merupakan sesuatu yang sudah diperintahkan oleh Allah, bahkan dijanjikan Allah. Kalau Manusia yang berjanji pasti-lah manusia itu patut untuk mengucapkan Insya Allah, tapi kalau Allah? sudah pasti ia akan menepatinya bukan? jadi buat apa ragu? yakin sajalah kalau kita bisa naik haji. “Hmmmm … Tapi kan bagi yang mampu?”, Yup betul sekali, naik haji bagi yang mampu … Mampu untuk meyakini bahwa ia bisa. Kalau kita bergelimangan harta pun, tapi tidak memiliki keinginan untuk naik haji maka sama saja dengan orang yang tidak mampu, alias tidak mampu untuk memiliki cita-cita untuk meraih surga-Nya Allah.

Ya, kita harus mampu untuk yakin. Nah, caranya bagaimana?

Ya, sekali lagi mari kita sama-sama berada dalam garis sunatullah dengan cara memantaskan diri. Kita mulai dengan belajar bahasa Arab lagi misalnya, lebih memperdalam, lebih melancarkan. Kedua, pantaskanlah diri kita dengan ikut manasik haji lagi … jangan kalah dengan anak TK ya? hehe … mari kita pelajari lagi mekanisme yang telah diajarkan oleh Rasulullah, pelajari beserta doa-doanya juga pastinya. Selanjutnya, jangan lupa menabung! berpapun jumlahnya, pantaskanlah diri kita semampunya untuk menabung, masalah yang lain-lain biarkanlah Allah yang mencukupinya. Yakinlah Allah akan mencukupi harta kita, caranya pun sudah dianjurkan oleh Rasulullah, yaitu dengan cara bersedekah, meningkatkan sedekah lebih daripada biasanya. Mudah bukan kalau dituliskan di atas kertas? bagaimana kalau kita lakukan bersama-sama mulai dari sekarang? rasanya masih sanggup dilakukan bukan? Itulah memantaskan diri. Dalam bisnis pun demikian, cukup lakukan saja sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah, Muhammad. Hindari hal-hal yang menyeleweng dari akad, hindari kick back, jujur, dsb. Insya Allah kesabaran kita akan dilipatgandakan tanpa kita sadari. Yuk, mari kita mulai setiap aktivitas kita untuk selalu antusias dengan apa yang kita yakini, selama itu berada pada koridor yang benar. Yakinlah Allah akan selalu menolong kita pada saat kita mengalami kesulitan, tetaplah postif thinking, postif feeling. Allah tidak pernah terlalu cepat mengabulkan sesuatu keingina n kita, Allah pun tidak akan terlambat sedikitpun dengan ketentuan-Nya. Allah memang tempat kita untuk mengadu, berkeluh kesah, tumpahkanlah semua kesulitan kita hanya kepada-Nya, tidak ada yang lain. Berdoalah … berdoalah … dan berdoalah. Yang perlu kita lakukan hanyalah memantaskan diri. Ya, satu kata … yaitu “Memantaskan Diri”.

Insya Allah kalau jalan yang kita tempuh lurus dan benar maka Allah akan mengantarkan kita pada keberhasilan dan kesuksesan hidup. Itulah Sunatullah Kesuksesan.

Oleh : Risky Irawan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes